Teknologi GPS Dan Fishfinder Untuk Nelayan Modern
Teknologi
GPS Dan Fishfinder Untuk Nelayan
Modern
Seorang nelayan, menggunakan
nalurinya untuk memancing di laut. Panduan mereka hanya kompas sederhana dan tanda-tanda
alam saja. Lalu para nelayan melihat tanda alam yang ada seperti perubahan air
dan ombak untuk menandai adanya karang. Untuk memastikan dasar laut apakah
pasir, lumpur atau karang, para nelayan generasi dahulu melakukan cara mengelot
dasar laut.Nelayan tradisional mengandalkan perkiraan dan keberuntungan untuk
mencari ikan, hal ini tentu saja tidak menguntungkan karena kadangkala nelayan
pulang dengan tangan hampa atau bahkan rugi karena biaya yang digunakan untuk
melaut lebih besar daripada hasil tangkapan. Untuk membantu nelayan dalam
memaksimalkan hasil tangkapan maka perlu bantuan teknologi, diharapkan dengan
bantuian teknologi maka cara pandang nelayan yang selama ini pergi melaut untuk
mencari ikan dapat diubah menjadi menangkap ikan. Nelayan dapat mencari ikan
lebih cepat dan lebih banyak dengan bantuan teknologi. Salah satu alat yang
dapat digunakan untuk mendapatkan ikan adalah GPS dan Fishfinder.
Teknologi
GPS Untuk Nelayan
Salah satu alat penerima sinyal
satelit adalah GPS (global positioning system). Fungsi
GPS untuk Nelayan GPS atau kepanjangan dari Global Positioning system
merupakan perangkat navigasi berbasis satelit. Dengan alat ini nelayan bisa
mengetahui koordinat lintang bujur, arah dan kecepatan. GPS sangat bermanfaat
untuk nelayan untuk mengetahui posisi saat di laut, menentukan rute perjalanan,
menandai tempat-tempat penting: seperti tempat yang banyak ikan, tempat kapal
karam, tempat yang dangkal dan sebagainya. Sehingga dengan GPS akan bisa
menghemat BBM, karena rute bisa ditentukan, sehingga kemungkinan untuk
salah arah sangat kecil. Nelayan modern
melengkapi perahu mereka dengan GPS ini. Ketika berlayar, mereka dipandu oleh
satelit kearah daerah yang banyak ikannya. Jangan bayangkan bahwa informasi
gambar yang dikirim satelit adalah gambar kelompok ikan. Akan tetapi, informasi
itu berupa gambar yang menunjukan peta laut, seperti kedalaman , suhu air laut,
dan jumlah plankton. Dari situ, nelayan sudah dapat mengetahui di mana lokasi
yang banyak ikannya. Nelayan paham bahwa ikan terdapat di daerah yang hangat
dan banyak planktonnya. Ikan menyukai tempat hangat dan banyak makanan untuk
berkembang biak. Dengan bantuan sonar dan satelit, nelayan tidak perlu
berputar-putar mencari lokasi ikan. Dengan demikian, mereka dapat menghemat
bahan bakar. Selain itu, mereka dapat menjaring ikan sesuai kebutuhan mereka.
Teknologi
Fishfinder untuk nelayan
Fishfinder merupakan alat
bantu nelayan untuk mencari ikan. Fishfinder
terdiri dari display berupa monitor dan tranducher yang dicemplungkan ke laut,
tranducher untuk memindai keberadaan ikan di laut dan hasilnya akan ditampilkan
ke layar. Dengan Fishfinder ini
nelayan bisa mengetahui informasi keberadaan ikan, topografi bawah laut, dan
kedalaman laut. Ada juga Fishfinder
yang sudah dilengkapi dengan sensor suhu dan kecepatan arus. Dengan alat
ini diharapkan nelayan lebih mudah dalam mencari ikan sehingga bisa
meningkatkan hasil penangkapan ikan.Prinsip kerja
dari fish finder yaitu gelombang suara berfrekuensi antara 15 kHz sampai 455
kHz dipancarkan tranduser dipantulkan oleh dasar perairan kemudian ditangkap
kembali oleh transduser. Fishfinder
ialah perangkat elektronik yang bekerja dengan cara memancarkan gelombang
ultrasonik dan menangkap kembali pantulannya. Perangkat fishfinder yang digunakan untuk memancarkan gelombang dan menangkap
gelombang kembali disebut dengan nama tranduser. Proses gelombang pantulan yang
berulang-ulang itu ditangkap tranduser kemudian diterjemahkan dalam monitor
dalam bentuk titik-titik sehingga menimbulkan gambar topografi dasar perairan. Dari
hasil pembacaan gambar topografi itulah akhirnya kita bisa membedakan kekerasan
dari topografi struktur dasar perairan. Biasanya bila keadaan dasar perairan benda
yang keras maka warna di monitor gambarnya lebih pekat. Sebaliknya jika
topografi lembek maka gambar di monitor pun tidak pekat.
Jadi bila topograf dasar perairan
keras bisa diasumsikan bahwa dasar berupa karang. Demikian juga bila dimonitor fishfinder gambarnya tidak pekat
warnanya maka sering kita terjemahkan dengan lumpur. Selain itu rata tidaknya
topografi dasar perairan bisa di ketahui melalui Fishfinder. Untuk mengetahui itu semua merupakan penyimpulan titik
hasil pembacaan fishfinder.
Untuk bisa mengetahui apakah
topografi itu berupa karang luas, tandes atau rumpon, tentu saja diperlukan jam
terbang yang tinggi. Artinya si pemakai Fishfinder
harus hafal betul gambar-gambar yang ditampilkan oleh monitor fishfinder. Selain topografi dasar
perairan, gelombang suara yang dipancarkan oleh transduser terkadang mengenai
benda-benda yang melayang dalam air, karena benda tersebut juga memantulkan
gelombang. Benda yang melayang itu pun bisa terbaca dalam monitor Fishfinder
Dalam tangkapan GPS Fishfinder, Benda yang melayang itu bisa saja kumpulan ikan, sampah
atau rumput laut. Namun bila di karang-karang atau struktur topografi perairan
yang keras biasanya benda yang melayang itu adalah gerombolan ikan.
Comments
Post a Comment