Peran Penting Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan Dalam Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan

Peran Penting Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan Dalam
Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan

I. Pendahuluan
Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, dengan luas laut mencapai 2/3 dari luas wilayahnya, jumlah pulau 17.508 buah, panjang pantai 104.000 km, dan beraneka ragam jenis biota laut, memiliki potensi sumberdaya kelautan dan perikanan yang sangat besar. Potensi pendapatan sektor perikanannya mencapai Rp 365 triliun per tahun, namun hilang ratusan triliun rupiah devisa negaranya akibat illegal fishing. Untuk itu, kunci pengelolaan perekonomian yang dominan adalah Sumber Daya Manusia (SDM).
Sebagai negara maritim, Indonesia mempunyai posisi strategis laut yang secara ekonomi sangat menguntungkan , terletak diantara dua benua, dua samudra, dan wilayah laut sebagai perlintasan perdagangan dunia. Jalur alur laut kepulauan Indonesia yang strategis, terutama di Selat Sunda, Selat Lombok, dan Selat Makassar, dilewati kapal-kapal perdagangan dengan volume perdagangan mencapai 45% dari total perdagangan seluruh dunia. Sebagai negara kepulauan (UNCLOS 1982), kedaulatan pengelolaan sumberdaya alam di wilayah laut Zona Ekonomi Eksklusif sampai batas 200 mil laut, menjadikan luas wilayah laut Indonesia sebesar 5.8 juta km2.
Data Food and Agriculture Organization (FAO) meyebutkan, posisi produksi perikanan tangkap di dunia menempatkan Indonesia peringat kedua setelah Tiongkok dan menyusul Amerika Serikat di peringkat ketiga. Sedangkan produksi perikanan budidaya sebesar 4,74 juta ton menempatkan Indonesia posisi kedua di dunia dengan setelah Tiongkok dan menyusul India dan Vietnam di posisi ketiga dan keempat. Potensi Indonesia meliputi perikanan tangkap US$ 15,1 miliar per tahun, budidaya laut US$ 46,7 miliar per tahun, perairan umum US$ 1,1 miliar per tahun, potensi budidaya tambak US$ 10 miliar per tahun, budidaya air tawar US$ 5,2 miliar per tahun, dan bioteknologi kelautan US$ 4 miliar per tahun.

II.Pentingnya SDM perikanan dan kelautan
“The Archipelago Economy: Unleashing Indonesia's Potential” menyebutkan, sektor perikanan merupakan salah satu sektor utama (di samping sektor jasa, pertanian, dan sumberdaya alam) yang akan menghantarkan Indonesia sebagai negara yang maju perekonomiannya pada 2030. Pada tahun tersebut, ekonomi Indonesia akan menempati posisi ketujuh ekonomi dunia, dengan mengalahkan Jerman dan Inggris.
Berangkat dari fakta di atas, maka pembangunan kelautan dan perikanan memiliki peran yang sangat strategis dalam mendukung keberhasilan pembangunan nasional. Dengan potensi demikian, seharusnya Indonesia mampu menjadi negara maju dan menguasai pasar perikanan dunia.
Namun, yang terjadi di lapangan saat ini tidak sesuai dengan yang diharapkan. Potensi yang ada belum dikelola secara optimal. Salah satu permasalahannya adalah faktor Sumber Daya Manusia (SDM). Untuk itulah pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) perlu mendorong peningkatkan kapasitas SDM kelautan dan perikanan.
Pengembangan SDM kelautan dan perikanan sangat penting, karena mengelola sumberdaya kelautan dan perikanan pada hakekatnya adalah mengelola SDM-nya. Mengutip data World Economic Forum 2014, indeks daya saing Indonesia pada 2014-2015 menduduki peringkat ke-34 dari 144 negara di dunia. Salah satu pilar dari 12 pilar yang dinilai adalah pendidikan tinggi dan pelatihan, karena itu, diperlukan peningkatan kapasitas SDM melalui pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan. Hal ini diperkuat, bahwa pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015–2019, peran SDM kompeten menjadi target dan sasaran prioritasnya. Karena itu penyiapan SDM kompeten sangat penting dan dibutuhkan guna mensukseskan keberhasilan pembangunan kelautan dan perikanan.
Stigma nelayan dan komunitas masyarakat pesisir sebagai golongan bawah atau masuk dalam kategori miskin masih melekat. Ada suatu kebiasaan yang masih terjadi dan dilakukan oleh masyarakat nelayan adalah menghabiskan keuntungan hasil tangkapan secara cepat. Pola pikir yang mereka gunakan masih terpaku pada pola pikir tradisional, menganggap masih banyak ikan yang bisa ditangkap di laut. Meski kenyataannya persediaan ikan di laut sangat terbatas.

III. Peningkatan SDM Perikanan dan Kelautan
Ada empat hal yang perlu mendapatkan perhatian untuk membangun kelautan dan perikanan ke depan, yaitu keberlanjutan sumberdaya alam yang ada di laut, khususnya sumberdaya ikan, dukungan SDM andal, infrastruktur, dan sistem kelembagaan. Dari keempat hal tersebut, keberadaan SDM unggul menjadi kunci utama keberhasilan pembangunan kelautan dan perikanan.
Karena itu sudah saatnya Indonesia memiliki grand design pembangunan kelautan dan perikanan yang berpihak pada pengembangan SDM Indonesia di masa yang akan datang. Indonesia akan lebih maju kalau didukung oleh SDM yang baik dan bertanggungjawab. Selain itu juga perlu terus dikembangkan wirausaha-wirausaha baru berbasis sumberdaya kelautan dan perikanan. Hal ini dimaksudkan guna mengoptimalkan pemanfaatan potensi sumberdaya tersebut untuk kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan. Banyak potensi bisnis di sektor kelautan dan perikanan yang dapat dikembangkan secara baik.
Untuk itulah perlu adanya peran pemerintah yang hadir di tengah-tengah masyarakat untuk meningkatkan kapasitas SDM kelautan dan perikanan melalui pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan. Pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pada tahun 2015 menargetkan penyelenggaraan pendidikan bagi 6.250 peserta didik dengan output lulusan sebanyak 1.700 orang; pengembangan Polteknik KP sebanyak 10 Unit; dukungan biaya pendidikan bagi 832 orang anak pelaku utama; penumbuhan wirausaha muda bagi peserta didik sebanyak 53 paket; sertifikasi kompetensi peserta didik; serta penyelenggaraan pendidikan kesetaraan (community college) di 5 Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Pendidikan tersebut dilakukan di sembilan Sekolah Usaha Perikanan Menengah di Aceh, Pariaman, Kota Agung, Tegal, Pontianak, Bone, Ambon, Sorong, dan Kupang; tiga Politeknik Kelautan dan Perikanan (Poltek KP) di Sidoarjo, Bitung, dan Sorong, serta satu Sekolah Tinggi Perikanan di lima kampus, yakni Jakarta, Bogor, Serang, Karawang, dan Wakatobi. Selain itu, KKP mulai mengembangkan 10 Poltek KP di berbagai daerah di Indonesia secara bertahap. Data 2014 menunjukkan jumlah peserta didiknya mencapai 6.533 orang dengan lulusan pada tahun itu sebanyak 1.665 orang. Para lulusan tersebut sebanyak 80% bekerja di dunia usaha dan industri kelautan dan perikanan.
Di bidang pelatihan, target 2015 adalah terlatihnya 17.000 orang di 34 provinsi, penguatan widyaiswara/instruktur sebanyak 1.270 orang; pengembangan Techno Parksebanyak 4 unit; penjaminan mutu penyelenggaraan pelatihan KP melalui sertifikasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 dan akreditasi penyelenggaraan diklat teknis dan fungsional bagi aparatur KP; pengembangan sistem sertifikasi kompetensi SDM KP melalui penyusunan Standar Kompetensi Kerja Nasional (SKKNI) bidang KP, penyusunan kurikulum/modul pelatihan berbasis kompetensi, pengembangan Materi Uji Kompetensi (MUK), penyiapan assesor kompetensi, dan pengembangan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) KP; penguatan LSP KP sebanyak 406 lembaga pelatihan; serta peningkatan kapasitas tenaga kepelatihan melalui Training of Trainer, Management of Training, dan Training Officers Course. Pada 2015 juga dilakukan sertifikasi kompetensi sebanyak 21.250 orang. Sertifikasi ini diyakini merupakan cara efektif untuk menghasilkan SDM kompeten serta meningkatkan daya saing dan nilai tambah. Untuk mempercepat program sertifikasi KKP pada tahun ini menambah 225 LSP KP.
Di bidang penyuluhan pada 2015 dilakukan pendampingan 512.700 pelaku utama oleh penyuluh perikanan di 34 provinsi; pengembangan Penyelenggaraan Penyuluhan melalui Unit Percontohan Penyuluhan KP di 12 provinsi; pengembangan kelas kelompok pelaku utama dari kelas pemula menjadi kelas mandiri (madya dan utama) sebanyak 4.000 kelompok; penumbuhan kelompok pelaku utama baru sebanyak 1.270 kelompok; pengembangan teknologi informasi; implementasi strategi dan kebijakan dalam rangka penguatan SDM KP melalui jejaring kerjasama dalam dan luar negeri; serta tersedianya penyuluh di perbatasan negara tetangga sebanyak 144 orang di 10 provinsi. Berdasarkan data Sistem Informasi Manajemen Penyuluhan Kelautan dan Perikanan per hari ini, terdapat 13.256 penyuluh perikanan se-Indonesia, yang terdiri dari 3.204 penyuluh perikanan PNS, 1.202 Penyuluh Perikanan Tenaga Kontrak (PPTK), 8.529 penyuluh swadaya, 201 PPTK Daerah, 40 penyuluh swasta, dan 77 penyuluh honorer.
Dengan output 1.700 masyarakat terdidik, 17.200 masyarakat terlatih, dan 512.700 masyarakat tersuluh, maka ditargetkan pada tahun 2015 BPSDM KP dapat meningkatkan kapasitas 531.600 orang. Diharapkan kinerja yang dilaksanakan dapat mencapai target yang telah ditetapkan tersebut dengan sebaik-baiknya, sehingga jumlah SDM unggul di sektor kelautan dan perikanan dapat terpenuhi untuk mewujudkan masyarakat kelautan dan perikanan yang sejahtera.



IV.Penutup
Semangat mewujudkan sektor kelautan dan perikanan sebagai penggerak pembangunan selaras dengan potensi kekayaan alam kita dimana 2/3 kawasan Indonesia adalah laut. Pemerintah perlu fokus menggali sumberdaya alam dan harus mengedepankan sumberdaya manusia sebagai instrumen yang sangat vital karena keduanya bak dua sisi mata uang yang tak terpisahkan. Mewujudkan SDM kelautan dan perikanan bukan perkara mudah, butuh upaya keras untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia kelautan dan perikanan dimana nelayan, pembudidaya ikan, pengolah ikan dan petambak garam sebagai motor penggeraknya. Kunci penting pembangunan kelautan dan perikanan bukan semata terletak pada melimpahnya sumberdaya alam tetapi pada kuatnya sumberdaya manusia untuk mengelola dan memanfaatkannya secara berkelanjutan.

Daftar Pustaka

Suseno, Sukoyono. 2015. “Membangun Laut Membangun Manusia”. Humas BPSDM KP. Jakarta
Siaran Pers. 2015. “SDM Kelautan dan Perikanan Kompeten Kunci Pembangunan Nasional”. Humas BPSDM KP”. Malang
Siaran Pers. 2015. “KKP Perkuat SDM Kelautan dan Perikanan”. Humas BPSDM KP”. Jakarta
Solihin, Dadang. 2012. “Peningkatan Kualitas SDM Aparatur dan Kepemimpinan Masa Depan”, Diklat Pengembangan Kepribadian SDM Aparatur LAPAN”. Jakarta
Solihin, Dadang. 2015. “Saatnya Negara Berdaulat di Laut: Koordinasi Lintas Sektoral dalam Mendukung Pembangunan Kemaritian”,, PPRA LIII Lemhanas RI, Jakarta


Comments

Popular posts from this blog

Hutan Pantai , Ekologi, dan Fungsinya

Efek Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Peningkatan Suhu dan Albedo Di Jakarta Selatan

Teknologi GPS Dan Fishfinder Untuk Nelayan Modern