FENOMENA BANJIR GENANGAN (ROB) DI JAKARTA UTARA
FENOMENA BANJIR GENANGAN (ROB) DI JAKARTA UTARA
Latar Belakang
Jakarta Utara yang letaknya sangat strategis dan menguntungkan untuk pembangunan, terus mengalami perkembangan dan telah tumbuh menjadi pusat kegiatan ekonomi utama dan kota industri yang handal di DKI Jakarta. Meskipun demikian, Jakarta Utara masih harus menghadapi masalah yang besar dan serius yaitu menanggulangi masalah banjir yang disebabkan pasang air laut (rob), banjir setiap musim
hujan dan penurunan/amblesan muka tanah (land subsidence). Jakarta Utara berada di kawasan yang lebih rendah dibandingkan permukaan air laut sehingga penurunan muka tanah akibat eksploitasi air tanah yang tidak terkendali membuat Jakarta Utara semakin rawan akan bencana berupa kenaikan permukaan air laut yang dapat menggenangi daratan yang biasa disebut dengan banjir rob (tidal flood). Fenomena banjir akibat pasang air laut (rob) ini telah memberikan dampak negatif terhadap wilayah permukiman pesisir. Dampak banjir akibat pasang air laut (rob) telah merubah fisik lingkungan dan memberikan tekanan terhadap masyarakat, bangunan, dan infrastruktur permukiman yang ada diwilayah tersebut.
Adapun kaitannya dengan fenomena banjir akibat pasang air laut
(rob), beberapa ahli/pakar menyebutkan bahwa banjir
akibat pasang air laut (rob) ini telah
memberikan dampak negatif terhadap kawasan
permukiman pesisir. Dampak banjir akibat pasang air
laut (rob) telah merubah fisik lingkungan dan
memberikan tekanan terhadap masyarakat, bangunan,
dan infrastruktur permukiman yang ada dikawasan tersebut. Banjir akibat pasang air laut (rob) akan berdampak terhadap rusaknya sarana dan prasarana lingkungan (air bersih, persampahan, drainase, sanitasi) serta penurunan kualitas lingkungan yang ditandai dengan turunnya kualitas kesehatan masyarakat.
Faktor-Faktor Penyebab Banjir ROB
Salah satu tantangan besar yang dihadapi wilayah Jakarta Utara adalah
banjir yang disebabkan oleh gelombang pasang laut yang sering disebut sebagai
banjir rob. Banjir tersebut tidak saja disebabkan oleh kenaikan tinggi
permukaan air laut akibat pasang surut laut tetapi juga karena banyak lokasi di
pesisir utara Jakarta memang berupa dataran rendah dengan ketinggian di bawah
permukaan laut, sehingga bila terjadi gelombang pasang laut agak besar
banjirpun melanda permukiman warga.
Banjir sebenarnya bukan merupakan suatu permasalahan selama peristiwa
tersebut tidak menimbulkan bencana bagi manusia; akan tetapi begitu banjir
telah mengancam kehidupan manusia, maka dimulailah upaya untuk mence-gahnya.
Beberapa pakar menjabarkan bahwa penyebab banjir diilustrasikan sebagai
interaksi dari berbagai faktor lingkungan alamiah (fisik) seperti curah hujan,
kondisi topografi, serta lingkungan sosial yang erat kaitannya dengan perubahan
tata guna tanah khususnya di Kota Jakarta Utara. Fenomena banjir yang terjadi,
pada dasarnya disebabkan oleh beberapa hal yaitu:
Pertama adalah faktor alam seperti adanya tempat
dengan topografi yang tidak seragam tempat yang mempunyai ketinggian lebih
rendah dari pasang maksimum, dimana batas antara tempat tersebut dengan laut
memungkinkan terjadinya interusi air laut dan juga karena adanya naiknya
gelombang pasang laut yang dapat juga disebabkan oleh faktor-faktor lain
seperti dorongan air, angin dan fenomena-fenomena alam lain yang sering terjadi
di laut
Kedua adalah adanya fenomena penurunan tanah
Penurunan muka tanah atau yang sering
disebut Land Subsidence adalah suatu
fenomena alam yang banyak terjadi di
kota – kota besar yang berdiri di atas lapisan sedimen, seperti Jakarta. Dari
studi penurunan tanah yang dilakukan selama ini, diidentifikasi ada beberapa
faktor penyebab terjadinya penurunan
tanah, yaitu pengambilan airtanah yang berlebihan, penurunan karena beban bangunan (settlement),
penurunan karena adanya konsolidasi alamiah dari lapisan – lapisan tanah, serta
penurunan karena gaya – gaya tektonik. Dari empat faktor penurunan tanah ini,
penurunan akibat pengambilan airtanah yang berlebihan sebagai penyebab dominan
untuk kota – kota besar tersebut.
Ketiga sebagai akibat dari aktivitas manusia, yang
meliputi ; (a) perubahan penggunaan tanah dari yang semula merupakan situ,
rawa, sawah, kebun, tanah kosong, dialih fungsikan menjadi penggunaan tanah
menjadi permukiman, atau bangunan sarana-sarana lainnya; (b) penyempitan bantaran sungai, sebagai akibat dari
okupasi penduduk, (c) penduduk berprilaku yang kurang memahami pentingnya peran
fungsi sungai dengan membuang sampah ke sungai dimana sampah yang mengendap di
dasar sungai mirip dengan sedimentasi yang secara tidak langsung memperparah
terjadinya rob , (d) sistem drainase yang tidak tepat dan tidak terawat dapat
mempercepat terjadinya rob.
Dampak Banjir Rob di Jakarta Utara
Banjir
rob telah menimbulkan pengaruh tehadap wilayah pesisir Jakarta Utara seperti
tergenangnya lahan secara rutin pada saat terjadi pasang. Kedalaman banjir
bervariasi, dari yang terendah hingga lebih dari 1 m. Lama genangan dapat mencapi
satu hari hingga selama satu minggu. Adapun banjir genangan ini lebih sering
berdampak pada taman rekreasi Jaya Ancol, karena taman rekreasi ini berbatasan langsung
dengan laut. Untuk penangan genangan terpaksa menggunakan drainase dengan sistem
polder dengan sistem drainase sangat mahal, baik biaya konstruksi maupun biaya
operasi perawatannya. Memerlukan tanah dari luar lokasi untuk pengurugan lahan,
yang ternyata memerlukan biaya yang relatif besar pula dan peninggian jalan
lingkungan sampai di atas peil muka air laut maksimum.
Pengaruh
banjir rob terhadap bangunan, pada umumnya yang didapat dari berbagai sumber
antara lain adalah; (a) lantai rumah / bangunan pada umumnya tergenang air
(banyak dijumpai pada rumah yang tidak dihuni oleh pemiliknya);(b) rumah / bangunan
rusak, seperti: retak, kusen pintu lapuk, dan tenggelam tanah urugan; (c)
lantai rumah rumah terpaksa harus ditinggikan setiap 5 tahun sekali dimana
rata-rata peninggian sebesar 10 - 50 cm; (d) rumah / bangunan diurug sampai
habis, dan di atas lahan urugan dibangun rumah yang sama sekali baru; (e) pada
bagian depan rumah dipasang bendung penahan air atau bagian teras rumah
ditinggikan; (f) ntuk drainase rumah adapun pengaruh banjir rob menyebabkan
salurah tidak pernah kering dan kotor; (g) Pengaruh pada prasarana dan sarana
permukiman seperti jalan becek dan selalu tergenang air sehingga menggangu
kelancaran lalu lintas.
Banjir
rob juga dapat berpangaruh terhadap kebutuhan air bersih. Pengaruhnya berupa
kedalam pipa bertambah akibat pengurugan lahan, air tanah rasanya berubah jadi
asin / payau, dan peralatan air bersih cepat rusak terkena korosi. Selain itu
terjadinya banjir rob juga mengakibatkan Septik Tank perlu di perhatikan untuk
menghindarkan air dan tinja dalam melimpah ke atas.
Suatu
kota berfungsi sebagai pusat pelayanan dan jasa bagi penduduknya apabila
berbagai kegiatan atau aktifitas masih terus terakomodasi atau terfasilitasi.
Demikian juga dengan penduduk, mereka akan tetap eksis apabila kebutuhan air bersih
yang mendasar masih tetap terlayani. Fungsi kota akan mati atau tidak
menunjukan kehidupan apabila penduduknya tidak dapat melangsungkan
aktifitasnya. Contohnya ketika Jakarta mengalami genangan banjir yang cukup
signifikan, pada titik-titik tertentu lampu dimatikan, komunikasi dan
transportasi terputus, sehingga kegiatan distribusi barang dan jasa terhenti
dan penduduk pun tidak dapat menjalankan aktifitasnya.
Banjir Rob dan Penanggulangannya Di Jakarta Utara
Banjir
rob sudah menjadi salah satu perhatian utama Gubernur DKI .Pemerintah Provinsi
DKI Jakarta telah membangun tanggul Rob Muara Angke, Muara Karang, Pluit, Luar
Batang, Cilincing, Marunda dan Martadinata di bagian Pantai Utara Jakarta pada
tahun 2008 dan 2009 untuk melindungi warga dari banjir rob. Tanggul beton
maupun tanggul batu kali yang dibangun panjangnya kurang lebih 3000 meter
dengan ketinggian yang bervariasi antara 1 sampai dengan 3 meter di atas permukaan
tanah. Jika terjadi pasang naik, limpahan air laut akan tertahan tanggul beton
dan tidak membanjiri warga. Tanggul penahanan banjir rob yang lengkap dengan
trotoar yang cukup lebar di Pantai Marunda kini malah menjadi tempat rekreasi
yang ramai dikunjungi warga Jakarta yang ingin bersantai di tepi pantai dengan
gratis.
Selain
memperbaiki dan meningkatkan kapasitas sungai dan saluran-saluran air,
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga berupaya membuat lokasi-lokasi ini menjadi
lebih nyaman bagi warga. Pinggiran sungai dan saluran yang sebelumnya terbuat
dari tanah dilapisi dengan beton untuk mengukuhkan dinding-dinding sungai dan
saluran air sehingga mampu menahan volume air yang besar. Selain membangun
trotoar yang lebar pemerintah juga dan menanami tepi sungai dan saluran air
dengan pepohonan.
Hal
lain yang tidak kalah pentingnya dalam strategi pengendalian banjir Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta adalah pemasangan pompa-pompa air terutama di Jakarta
bagian utara yang lokasinya berupa dataran rendah dengan ketinggian di bawah
permukaan laut. Bila volume air dari hulu Jakarta sedang tinggi dan melebihi
kapasitas tampung sungai dan saluran air yang ada, terjadilah genangan-genangan
yang mengganggu kehidupan warga Jakarta. Satu-satunya cara untuk mengeringkan
genangan air adalah dengan memompa air yang menggenang dan mengalirkannya ke
saluran air yang yang mengalir langsung ke laut.
Selain
memasang pompa-pompa yang berkekuatan besar, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
juga membangun sistem polder di semua Wilayah DKI Jakarta yang sering mengalami
penggenangan air. Sistem polder adalah suatu cara penangangan banjir dengan
bangunan fisik yang terdiri dari sistem drainase, kolam retensi (penahan),
tanggul yang mengelilingi kawasan, serta pompa dan atau pintu air sebagai satu
kesatuan pengelolaan air yang tidak dapat dipisahkan. Semua elemen di atas
memainkan peran penting dalam melindungi wilayah dari banjir. Keunggulan sistem
polder adalah kemampuannya mengendalikan banjir dan genangan akibat aliran dari
hulu, hujan setempat dan naiknya air laut.
Uraian Penutup
Pengaruh
banjir rob terhadap lingkungan permukimn (sarana/prasarana) berupa jalan becek
sehingga aktivitas lalu lintas terganggu, rumah/bangunan mengalami kerusakan.
Pengaruh banjir rob terhadap drainase seperti adanya peninggian saluran air
hujan dsekitar rumah dan salurah tidak pernah kering dan kotor. Banjir rob juga
dapat berpengaruh terhadap kebutuhan air bersih. Pengaruhnya berupa kedalam
pipa bertambah akibat pengurugan lahan, air tanah rasanya berubah jadi asin /
payau, dan peralatan air bersih cepat rusak terkena korosi. Melihat dampak yang
buruk akibar banjir rob maka perlu kesadaran masyarakat untuk selalu menjada
lingkungan untuk mengurangi semakin parahnya banjir rob, dan diperlukan
perhatian pemerintah untuk mencarikan solusi yang tepat untuk menanggulangi
banjir rob di Jakarta Utara.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, H.Z. 1998. Pemantauan penurunan tanah di
wilayah Jakarta dengan metode survei
GPS, Laporan Akhir Program Penelitian Kejasama
Pemda DKI - ITB, Tahun Anggaran
1997/1998,
Jurusan Teknik Geodesi - ITB, Bandung.
Abidin, H.Z. 2001. Land
Subsidence of Jakarta (Indonesia) and its Geodetic Monitoring
System.
Natural Hazards 23 : 365-387, Kluwer Academic Publishers,
Netherlands.
Abidin, H.Z. 2005. “ Suitability of Levelling, GPS and
INSAR for Monitoring Land Subsidence
in Urban Areas of Indonesia”. GIM International. The Global Magazine for
Geomatics, GITC Publication, Volume 19,
Issue 7, July, pp. 12-15.
Abidin, H.Z., H. Andreas, I. Gumilar, and J.J.
Brinkman.2013. “Spatial Correlation between Land Subsidence and Flooding in Urban
Areas of Indonesia”, Paper presented at the EGU
General Assembly 2013, Vienna, Austria, 7-12April.
Adi,S.1994. Estimasi pengambilan airtanah pada setiap
kelompok akuifer cekungan Jakarta.
Makalah
Ikatan Ahli Geologi Indonesia, Pertemuan Ilmiah Tahunan.
Aduol, F.W.O. 1994. Robust Geodetic Parameter
Estimation under Least
BPS Jakarta.2007. “Jakarta Dalam Angka 2007”, Katalog
BPS: 1403.31, Badan Pusat Statistik
Propinsi
DKI Jakarta, 520 pp.
Soedarsono.2011. "Pengaruh Amblesan
Tanah (Land Subsidence) Terhadap
Lingkungan Permukiman di Dataran Aluvial
Sebagian Kota Semarang". Yogyakarta
Tarsoen Waryono.2008. Fenomena Banjir Di Wilayah Perkotaan. Kumpulan Makalah
Periode 1987-2008.
Team Mirah Sakethi.2010."
Mengapa Jakarta Banjir".Jakarta
ReplyDeleteAkhir April 2016 curah hujan yang tinggi sangat waspada terjadi banjir dimana-mana, semoga masyarakat bisa antisipasi